Mutakhir ini pelbagai jemaah islamiah muncul bak cendawan tubuh mekar dengan pandangan yang pelbagai tentang peganggan, amalan dan pendapat masing-masing dalam usaha menjadi yang terbaik disisi Allah S.W.T. Justeru tidak terlepas dari konflik dan perselisihan pendapat antara satu jemaah dengan jemaah yang lain sehingga kelihatan titik HITAM yang mengusarkan dipertenggahannya. Semoga pandangan al-imam As-Syahid Hassan Al-Banna semoga menjadi pedoman buat kita semua mencari keradhoaan Allah dalam perjuangan ini.

Saya bertanya kepada mereka, "Siapa di antara kalian yang bermazhab Hanafi, ke mari!" Salah seorang dari mereka maju. Saya bertanya lagi, "Siapa di anatara kalian yang bermazhab Syafi'i?" Salah seorang dari mereka maju. Saya katakan kepada mereka, "Saya akan solat sebagai imam bagi kedua akhi kita ini. Apa yang akan engkau lakukan tatkala saya sedang membaca al-Fatihah, wahai akhi yang bermazhab Hanafi ?" "Saya akan diam saja dan tidak membaca apa-apa!" jawabnya. "Akhi yang bermazhab Syafi'i, apa yang engkau lakukan?" tanyaku. Ia menjawab, "Saya tetap harus membaca al-Fatihah!" Saya bertanya lagi, "Jika kita telah selesai menunaikan solat, bagaimana pendapatmu, wahai akhi yang bermazhab Syafi'i, tentang shalat saudaramu yang bermazhab Hanafi ini?" Ia menjawab, "Solatnya batal, karena tidak membaca al- Fatihah, karena al-Fatihah merupakan salah satu rukun solat!" Saya lantas bertanya kepada yang lain, "Lalu bagaimana pendapatmu, wahai akhi yang bermazhab Hanafi, tentang solat saudaramu yang bermazhab Syafi'i ini?" Ia menjawab, "Ia telah melakukan tindakan makruh yang bersifat haram (makruh tahrim)!" Saya bertanya lagi, "Apakah salah seorang dari kalian berdua mengingkari yang lain?" Keduanya menjawab, "Tidak!" Saya bertanya pula kepada hadirin, "Apakah kalian semua mengingkari salah satu dari kedua akhi kalian ini?" Mereka menjawab, "Tidak!" Maka saya pun berkata, "Aduhai, Maha Suci Allah. Kalian lebih baik diam dan memaklumi permasalahan seperti ini, daripada mempertikaikan sah atau batalnya solat dalam tasyahudnya mengucapkan: Allahumma shalli 'ala Muhammad atau Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad,atau perlunya menggerak-gerakkan jari semasa tasyahud, dan kalian jadikan hal ini sebagai perselisihan yang tak kunjung habis."

Semoga nukilan As-Syahid diteliti secara mendalam agar musuh tidak kesempatan mengalatkannya sebagai senjata permusnahan dikalangan pencinta kebenaran dan kemenangan